Maros,12 Agustus 2025 — Di balik hamparan hijau dan gugusan bukit Desa Wanua Waru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, tersimpan kisah inspiratif tentang seorang mahasiswa dan mimpinya. Namanya Ajis Mansur, mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Maritim (ITBM) Balik Diwa Makassar yang menjadi peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2025.
Bagi Ajis, KKN bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan panggung untuk membangun narasi baru bagi desa yang ia cintai. Ia datang membawa semangat pengabdian sekaligus visi besar: menjadikan Wanua Waru sebagai “Kampung Petualang” — destinasi wisata berbasis petualangan yang memadukan pesona alam, sejarah, dan budaya lokal. “Melalui personal branding ini, saya ingin memperkenalkan keindahan dan keunikan Desa Wanua Waru, khususnya bagi para pencinta petualangan yang mencari pengalaman wisata berbeda,” ujar Ajis penuh antusias. “Dengan dukungan teknologi digital, saya optimistis ‘Kampung Petualang’ dapat berkembang pesat dan menjadi destinasi wisata favorit di Maros.”
Pesona Alam yang Memikat
Desa Wanua Waru menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Salah satunya Leang Panning Park, gua purba yang menyimpan jejak sejarah dan memamerkan keindahan alam bawah tanah. Sungai jernih yang mengalir di sekitar desa menjadi arena river tubing yang seru, menghadirkan sensasi menyusuri arus sambil menikmati udara segar pegunungan.
Tak jauh dari situ, Air Terjun Tuli Baruttung menjadi daya tarik lain. Airnya jatuh deras membentuk kabut tipis yang menenangkan, sementara bagi pencinta adrenalin, aktivitas paralayang di atas bentang alam desa menjadi pengalaman tak terlupakan.
Promosi Digital dan Dampak Sosial
Ajis bersama tim KKN tidak hanya mengajak wisatawan datang, tetapi juga membuat video after movie yang menampilkan keindahan alam dan aktivitas petualangan di Wanua Waru. Konten ini menjadi media promosi digital yang menyasar generasi muda pencinta wisata alam.
Upaya ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Nurul Ika Wati, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wanua Waru, menyampaikan apresiasinya: “Saya sangat mengapresiasi hasil kerja adik-adik KKN Kebangsaan. Mereka membantu mempromosikan ekowisata berbasis masyarakat dalam mengelola dan melestarikan Leang Panning. Dengan demikian, masyarakat lokal bisa menjadi lebih mandiri dan ikut aktif dalam pengembangan wisata.”
Dukungan juga datang dari Pemerintah Desa yang berharap inisiatif ini mampu memberikan manfaat ekonomi jangka panjang, sekaligus menjaga kelestarian alam dan budaya lokal.
Jejak yang Tertinggal
Walau masa KKN akan berakhir, jejak Ajis di Desa Wanua Waru akan terus terasa. Ia telah menyalakan lentera kecil berupa harapan bahwa desa mampu berdiri tegak dengan identitasnya, menarik dunia untuk datang, melihat, dan merasakan.
Bagi Ajis, Kampung Petualang bukan sekadar slogan, melainkan wujud keberanian untuk bermimpi — di tengah sunyi desa yang kini tak lagi sepi.